Rabu, 21 Januari 2009
dr sugamia si otak brilian
dr sugamia, semua pasti masih ingat nama itu, sobat yang punya otak brilian itu sekarang memimpin puskesmas sukawati 2.di gambar tampak gus sugamia pakai kaca mata.
andayani dan putra mahkota
Minggu, 11 Januari 2009
TEMAN KITA JADI DOSEN LHO....!!!!
Sabtu, 10 Januari 2009
Rama Ganteng
Rama....Rama...tega nian sama temen nggak ngundang sat nikah, sekarang ada diman ma? berapa anak buah?wah cantik kali istrinya rama, kayak rama dan sinta...! info dong ma... ke temen zommith, keberadaan rama saat ini. sorry ma saya cantumin fotonya tanpa ijin, ini biar temen zommith yang lain pada tahu.
Atau temen zommith yang baca blog ini fotonya belum ada kirim fotonya dong ke email saya nyomanrudi@gmail.com, pasti ngeceng disini.
Atau temen zommith yang baca blog ini fotonya belum ada kirim fotonya dong ke email saya nyomanrudi@gmail.com, pasti ngeceng disini.
jumpa sahabat lama
lama tak ada kabar, saya cba tanya keberadaan mangke sama bli supriatmaja, he...he.. ternyaya ketemu di facebook. yang suka facebook add aja mangke akan tampak wajah gaulnya dan gantengnya nggak pernah berubah dari dulu, mau lihat wajahnya coba ikutan facebook, disana ada rekan zommith yang lain ada saya(baca rudi) ada yama, ada rama kusuma, pokoknya asyiiiik banget ketemu teman lama. info ternyata mangka buka klinik kecantikan, nah sukses khan sahabat kita ini katanya di facebook"Saya dan istri buka klinik kecantikan di jl diponegoro adane Esther House Of Beauty ngajak praktek sore gen, kadang2 on call ke beberapa hotel di tanjung benoa.. nu tileh care pidan santaiii... Yama dije jani?" saat dia komunikasi wall to wall dengan yama sahabat zommith juga.
Selasa, 06 Januari 2009
migrasi dari irja ke bali
siapa yang ngak kenal wawan t yasa, orangnya memang kecil tapi konsep dan pemikirannya yang sebesar gunung, teman kita yang satu ini sempat mengabdikan pisau bedahnya di irian jaya, tapi mungkin disana pisaunyanya udah tumpul karena terlalu banyak pasien, sekarang dia asah pisau di rsu sanjiwani gianyar. tetapi seperti paparan saya diatas wawan ngak pernah puas dgn hanya sp. bedah umum sekarang dia melanjutkan studi konsultan onkologi di sanglah. foto ini saya ambil saat dia selesai operasi di rsu premagana batubulan. walau dia capek tapi senyumnya tetap mengembang.sukses ya wan, nyoman rudi
Senin, 05 Januari 2009
yamadiputra dan keluarga
Jumat, 02 Januari 2009
met tahun baru 2009
PENANGANAN AUTIS HARUS INDIVIDUAL
Selasa, 18 November 2008 10:07 |
SEMARANG- Penanganan anak autis masih banyak yang salah kaprah. Metode yang dipakai sering disamakan untuk tiap anak. Padahal, seharusnya tidak demikian. “Masing-masing anak membutuhkan penanganan yang berbeda,’’ kata anggota Centre for Biomedical Research (Cebior) FK Undip dokter Tri Indah Winarni, di sela-sela seminar autis di Gedung Dekanat RSUP Dr Kariadi, Kamis (13/11). Wanita yang akrab disapa Iin itu menjelaskan, masing-masing anak autis memiliki karakter berbeda. Dengan begitu, metode yang berhasil diterapkan pada anak yang satu bisa jadi tak akan berhasil ketika diterapkan pada yang lain. “Sifat dari penanganan yang diberikan benar-benar harus individual,’’ tegasnya. Yang tak kalah memprihatinkan, penanganan anak autis disamakan dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). ADHD merupakan gangguan perkembangan emosi dan perilaku masa kanak-kanak yang terjadi sebelum berusia tujuh tahun. Penandanya antara lain inatensi, impulsivitas, hiperaktivitas, dan gangguan pola perilaku terstruktur pada dua macam situasi berbeda. Gangguan ini berlaku kronis selama masa perkembangan. “Autis tidak bisa sembuh, sedangkan ADHD bisa,’’ kata Iin. Sementara itu, pemerhati anak autis, Nurini menjelaskan, selain bersifat individual, penanganan anak autis harus mengedepankan kepeduliaan. Ini terutama berlaku pada orang tua. “Mereka harus turut memberikan penanganan. Jangan sepenuhnya diserahkan para terapis atau sekolah saja,’’ kata dia. Orang tua juga harus konsisten dalam memberikan larangan, terutama yang terkait dengan asupan makanan. Perlu diketahui, tidak bisa menghasilkan enzim tertentu yang membuat penyerapan makanan menjadi tak sempurna. Beberapa bahan yang diserap justru akan menjadi opium yang akan meracuni otak. Akibatnya, akan memicu emosional mereka. Bahan makanan itu misalnya susu dan tepung terigu. Dalam hal inilah orang tua sering tidak konsisten. Mereka acap tak tahan dengan rengekan anak. Akhirnya, apa yang diminta dituruti. Akibatnya, emosi anak tak terkendali dan mengalami obesitas. (Sumber : Suaramerdeka, 14 Nov 2008) salam nyoman rudi susantha |
Langganan:
Postingan (Atom)